Anak-anak berwajah maskulin dengan rahang yang kuat dan menonjol
diketahui memiliki testoteron yang tinggi. Sedangkan anak-anak dengan
wajah yang kurang maskulin, yaitu dengan dagu yang lebih kecil dan mata
lebar memiliki kadar testoteron yang rendah.
Paparan testosteron
sebelum kelahiran diketahui berkaitan dengan kinerja fisik, kemampuan
musik dan bahkan pengambilan keputusan.
Sebelum bayi dilahirkan,
paparan hormon seks testosteron dalam rahim memiliki efek membentuk atau
mengatur wajah. Nah, tesoteron ini membantu mengatur perkembangan wajah
dan bagian tubuh lainnya. Wajah dengan rahang yang kuat dan menonjol
menunjukkan tingginya kadar hormon testosteron.
Testosteron
adalah hormon yang dihasilkan dari testis pada pria dan indung telur
pada wanita, juga dihasilkan dari kelenjar adrenal dalam jumlah kecil.
Hormon ini merupakan hormon seks pria yang berfungsi untuk meningkatkan
libido, energi, sistem kekebalan tubuh dan mencegah osteoporosis.
Rata-rata pria dewasa menghasilkan testosteron sekitar dua puluh kali lebih banyak dari pada wanita dewasa.
Wajah
maskulin didefinisikan sebagai wajah dengan rahang yang menonjol dan
mata yang sedikit lebih kecil. Penelitian menunjukkan perkembangan wajah
maskulin sudah ditentukan sebelum anak memasuki pubertas karena anak
laki-laki dengan kadar tesoteron tinggi memiliki wajah yang cenderung
maskulin.
Dalam laporan yang dimuat jurnal Proceeding of Royal Society B: Biological Sciences,
para peneliti menemukan bahwa jari telunjuk yang lebih pendek dari jari
manis berhubungan dengan wajah maskulin, bahkan sebelum anak-anak
mencapai usia pubertas.
Sebagai perbandingan, anak laki-laki yang
jari telunjuknya hampir sama dengan jari manis memiliki dagu yang lebih
kecil dengan dahi dan mata yang lebih besar. Peneliti menyebutnya
dengan penampilan feminim, penampilan yang lebih mirip anak kecil atau
wanita.
"Pola-pola bentuk wajah secara keseluruhan yang terkait
dengan perbandingan jari telunjuk dan jari manis yang digambarkan dalam
sampel anak laki-laki sangat mirip dengan yang ditemukan pada pria
dewasa," kata peneliti, Sonja Windhager, antropolog di Universitas Wina
seperti dilansir LiveScience, Jumat (24/2/2012).
Untuk
survei ini, para peneliti mempelajari 17 anak laki-laki berusia 4-11
tahun, kemudian mengukur panjang jarinya dan memotret wajahnya. Peneliti
menandai 70 titik di wajah untuk membandingkan bentuk wajah.
Dengan
menganalisis data di komputer, para peneliti mampu melihat bagian wajah
mana yang berkaitan dengan tinggi rendahnya kadar hormon testoteron.
Mereka melihat bahwa paparan testosteron dalam kehamilan mempengaruhi 15
persen dari variasi bentuk wajah anak laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar