Hamil memang membuat gerakan Anda 
menjadi terbatas, tetapi Anda tidak  harus berhenti berhubungan seks. 
Hubungan seks ternyata amat disarankan  untuk ibu hamil, kecuali Anda 
memiliki risiko kelahiran prematur atau  masalah kehamilan lainnya. 
Bahkan, bila perlu hingga mencapai orgasme.
Orgasme  membantu membuat tubuh Anda 
rileks dan mengatasi berbagai  ketidaknyamanan lain yang dialami selama 
kehamilan. Contohnya,  mual-muntah, otot-otot yang kaku, hingga perasaan
 mudah kesal atau  marah.
Menurut Danielle Cavallucci, penulis Your Orgasmic  Pregnancy: Little Sex Secrets Every Hot Mama Should Know, sebagian  perempuan bahkan mengalami orgasme (atau multiorgasme) untuk pertama  kalinya saat hamil. Kepada majalah Fit Pregnancy,
 Cavallucci  mengatakan bahwa orgasme bisa menjadi lebih intens karena 
alat kelamin  dan area tulang panggul (termasuk rahim) yang terisi 
dengan pembuluh  darah menjadi lebih membesar sehingga area vagina 
menjadi lebih  sensitif. Dalam kondisi seperti itu, stimulasi apa pun 
sering kali cukup  mampu mendorong Anda mencapai puncak.
Meskipun demikian, kondisi  ini 
cenderung terjadi pada trimester pertama dan kedua. Pada trimester  
ketiga, rahim Anda tidak dapat berkontraksi sepenuhnya selama orgasme.  
Oleh karena itu, walaupun Anda merasa bergairah, Anda tidak akan mampu  
mencapai klimaks.
Bagi Anda yang merasa risi atau tidak dapat  berhubungan intim dengan
 suami, masturbasi merupakan cara lain yang  disarankan. Anda mungkin 
tak pernah membayangkan bahwa masturbasi,  khususnya saat kehamilan, 
merupakan ide yang menarik. Namun, masturbasi  bisa menjadi sarana untuk
 relaksasi diri, terutama ketika Anda merasa  begitu tidak nyaman dengan
 fenomena tubuh Anda saat itu.
Bagi para  perempuan, aktivitas ini 
mungkin dianggap terlalu memaksakan diri.  Hambatannya antara lain 
keamanan si janin. Kekhawatiran ini sebenarnya  tidak perlu jadi alasan.
“Jangan khawatir mengenai bayi. Bercinta
  atau orgasme tidak akan mencederai bayi. Kondisi itu bahkan terasa  
seperti suatu pijatan,” kata Cavallucci.
Para dokter bahkan  mengatakan, bantuan berupa sex toy yang mengharuskan Anda  memasukkannya ke dalam vagina pun masih dianggap cukup aman, sama halnya  ketika Anda melakukan intercourse dengan suami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar